Senin, 12 Januari 2015

KULIAH ONLINE

Terlalu bersemangat pada awalnya, akhirnya aku mengap-mengap, kehabisan nafas mengikuti "jadwal sabtu-minggu." Bukannya malas, tapi ternyata capek kejar-kejaran sama jadwal yang tiap minggu berubah, memang ada sih penjelasan kalau mau teratur, ikut jadwal kuliah yang reguler, kalau begitu kenapa dibuka sabtu minggu ??? Apakah sabtu minggu untuk jadwal yang mirip "mengocok" arisan, ngak tahu bakal dosen apa yang dapat jadwal ngajar. Sekedar masukkan, bukannya mahasiswa ngak ingin aktif tapi rubah dong cara memandang bahwa "mahasiswa"lah yang harus aktif. Rubah sistem sehingga ngak enak juga dengar, "mau kamu terus jadi yang nomor 2."  Ya kalau memang kayak gitu caranya, nomor 10 aja mungkin ngak bisa. Sekedar masukkan aja :
  1. Gimana kalau jadwal perkuliahannya ngak usah "nempel" seperti di mading aku sekolah dulu, zaman udah canggih, tapi masih jadul. Buat kek di website, capek juga "liat" jadwal model kocok arisan model gitu. Minggu ini dan minggu besok berubah-ubah kayak cuaca.
  2. Kalau mau menerapkan "reading learning" (datang, baca, kerjakan soal dan kumpul) dan jadwal ngajar dosen yang padat, lebih baiknya dilakukan model kuliah online (http://kuliahonline.unikom.ac.id/), dosen dapat memberikan materi, baik berupa file, video, tulisan ataupun materi-materi kuliah dalam bentuk dokumen lainnya, memberikan informasi-informasi penting kepada para mahasiswanya, membaca dan memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang diberikan para mahasiswanya, dan memasukan soal-soal ujian juga menentukan waktu berlakunya ujian untuk para mahasiswanya. Sedangkan untuk para mahasiswa, dapat memilih kelas, dan mata kuliah yang akan diikuti, mahasiswa bisa mendapatkan materi perkuliahan berupa file atau bacaan dari dosen yang bersangkutan, mengirimkan pertanyaan kepada dosen mata kuliah tersebut, mengirimkan kontak pada mahasiswa lain, melihat informasi dari dosen yang bersangkutan, dan melakukan ujian pada waktu yang telah ditetapkan. Mahasiswa juga dapat melihat hasil prestasinya pada modul raport.  Teringat iklan rokok "“Ngantor bisa di Pulau Alor, ngantor enakan pakai kolor, siapa bilang yang begini bukan ngantor, ini baru ngantor..”
  3. Penjelasan iklan rokok itu sendiri adalah berkantor tidak melulu berarti berpakaian rapi apalagi pakai dasi dan berkumpul secara fisik di sebuah ruangan atau gedung. Berkantor bisa dilakukan di mana saja. Pekerjaan di Jakarta dapat dilakukan di Pulau Alor, bahkan hanya mengenakan kolor. Itulah zaman kita saat ini. Bumi tidak lagi besar. Ruang dan waktu bukan lagi hambatan. Dunia tidak lagi bulat, tapi datar, kata Thomas L. Friedman dalam bukunya “The World is Flat”. Datar yang dimaksud Friedman adalah dunia ini tak lagi memiliki tapal batas. Segala hal di dunia ini bisa dikendalikan dari jarak jauh.
  4. Saya pikir dengan model begini, sekali waktu, semua kelas "terhandle" dalam 1 atau 2 jam, ngak usah capek-capek menggunakan perangkat aneh-aneh untuk belajar begini, media facebookkan ada, bisa dibuat group. Jadi ketua kelasnya yang jadi admin, (ngak perlu repot nunggu balasan sms nanya jadwal tokh lagi). Pun informasi dapat merata menyebar. KALAU MEMANG READING LEARNING, dan dosen dapat mengajar ditengah-tengah keluarga tercinta. Artinya dia bisa dimana aja, ngak mesti ke kampus yang jauh seperti tempat jin buang anak. Dan mahasiswa juga dapat mengakses akun facebook dan informasi merata didapat, bukan seperti pesan berantai.
  5. Untuk pertemuan ke berapa barulah dilakukan tatap muka langsung dikampus, jadwalnya ??? kan bisa diinfo kan di akun facebook juga.  
  6. Walaupun nyerahin KRSnya masih manual juga, ngak papa deh. mana tahu bisa dibuat program pengisian KRS online juga, jadi petugas TU ngak perlu kesal juga sama Mahasiswa, sehingga dengan program ini tentu wajah para petugas TU kan berseri-seri karena ngak dicecar pertanyaan mahasiswa yang ujung-ujungnya......merengut atau kerjaannya ngak perlu diganggu mahasiswa yang sekedar nanya ini-itu, maklum mahasiswa kan sama seperti anak murid juga "dalam ukuran jumbo" alias badannya udah gede, ngak perlu lagi intip-intipan muka petugas dalam kaca yang separuh itu.
  7. Tapi apa mungkin ??? Rasa saya ngak mungkin, deh. "APA MAU JADI YANG NOMOR 2 TERUS ???" Gatal juga kuping dengarnya......
 Ngopi dari tetangga sebelah : (http://nongkrongsejenak.blogspot.com/p/menjadikan-pemikiran-einstein-sebagai.html)
 
Pada Desember 1999, Time Magazine menunjuk Albert Einstein sebagai "Orang Abad Ini" dengan alasan bahwa penemuannya merevolusi pemahaman manusia tentang alam semesta.
Meskipun dipuji karena pikiran ilmiah, Einstein juga seorang filsuf. Meminjam dari pengalamannya hidup di Nazi Jerman, atau selama ia menghabiskan waktu berusaha untuk memahami prinsip-prinsip ilmiah, dia mengungkapkan ide-idenya tentang tantangan kehidupan sehari-hari.
Sebagai Einstein adalah seorang profesor fisika, cukup beberapa ucapan yang paling dikenal berhubungan dengan pendidikan. Lihatlah 10 filsafat pendidikan Einstein untuk menginspirasi kita:
  1. "Jika Anda tidak bisa menjelaskan secara sederhana, Anda tidak memahaminya dengan cukup baik." Beberapa mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Spesialis jelas tahu subjek mereka sangat baik, tetapi penting untuk melihat subjek dari perspektif siswa, dan tidak selalu menganggap pengetahuan sebelumnya atau keterampilan. Sebagai guru, Anda harus mencoba untuk menempatkan diri dalam kerangka pikiran seorang pembelajar pemula, dan hanya dengan melakukan hal ini Anda akan dapat sepenuhnya memahami studi Anda sendiri. 
  2. "Semuanya harus sesederhana itu, tapi tidak sederhana." Meskipun menjelaskan materi cukup sering cara terbaik untuk berkomunikasi dengan khalayak yang lebih besar, Anda tidak harus subyek air bawah atau menghapus kompleksitas penting.
  3.  "Informasi bukanlah pengetahuan." Sebagai instruktur dan guru kita perlu memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar fakta-fakta, melainkan makna, tren, atau aplikasi di balik fakta. Dalam kuliah, kuis, dan tugas, kita perlu memastikan bahwa siswa diminta untuk memahami dan menjelaskan pentingnya materi yang diajarkan.
  4.  "Pertumbuhan Intelektual harus dimulai saat lahir dan berhenti hanya pada kematian. Kita perlu mendorong siswa dalam belajar, dan menekankan bahwa ketika mereka selesai dengan kursus atau dengan program belajar mereka tidak harus berhenti. Kemungkinan mereka akan lebih puas dan sukses dalam hidup jika mereka mempertahankan rasa keingintahuan dan terus bertanya-tanya tentang segala sesuatu di sekitar mereka.
  5.  "Jangan khawatir tentang kesulitan Anda dalam matematika. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa masih ada potensi yang lebih besar. Ada mitos bahwa Einstein gagal matematika ketika ia berada di sekolah. Dia tidak-dia benar-benar melakukannya dengan baik. Tapi titik dia membuat di sini adalah bahwa apa yang ia lakukan dalam hidup tidak datang dengan mudah, ia harus bekerja sangat keras untuk melakukannya dengan baik. Sebagai guru, kita perlu menyampaikan bahwa bahkan benar-benar hebat harus bekerja untuk menjadi besar.
  6.  "Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya bersemangat ingin tahu. " Di sini, Einstein lagi mengatakan bahwa prestasi yang besar ilmiah diperlukan upaya terus menerus dan tidak datang padanya Dia hanya memiliki hasrat untuk mempelajari hal-hal baru "alami.".
  7.  "Pendidikan adalah apa yang tersisa setelah satu telah melupakan apa yang telah belajar di sekolah. Siswa di sini, Einstein tidak mengatakan boleh lupa segala yang mereka pelajari di sekolah. Sebaliknya, kita dapat menafsirkan ini berarti bahwa jika Anda mengembangkan kebiasaan belajar dan rasa ingin tahu, lama setelah Anda telah melupakan fakta-fakta Anda mempertahankan sikap yang memungkinkan penerimaan ide-ide baru. 
  8. "Ini adalah seni tertinggi guru untuk membangkitkan sukacita dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan." Sebagai guru kita harus menikmati tugas pembelajaran , menyampaikan pembelajaran yang menyenagkan untuk siswa, dan berharap untuk dapat tercermin dalam karya siswa. Ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi itu tidak membuat subjek diingat oleh orang yang kita ajarkan.
  9.  "Ketika saya memeriksa diri saya sendiri dan metode saya berpikir, saya sampai pada kesimpulan bahwa karunia fantasi lebih berarti bagiku daripada bakat apapun untuk abstrak, berpikir positif." Einstein menekankan bahwa ide-ide dan solusi datang tidak hanya dari logika semata, berpikir sistematis, tetapi juga melalui imajinasi dan pemikiran yang mengada-ada atau diluar konteks pemikiran logika.
  10.  "Kepedulian bagi manusia dan nasibnya harus selalu merupakan daya tarik utama dari semua usaha teknis. Jangan pernah lupa antara  di tengah-tengah diagram dan persamaan.  Einstein mengingatkan kita di sini bahwa pendidikan tidak harus murni utilitarian. Sebagai guru, kita menginginkan siswa berhasil dalam pendidikannya, Sebagai guru, kita perlu menekankan kepada siswa betapa perlunya pencapaian tujuan pembelajaran, pentinglah kiranya bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat pada umumnya
" APA MAU JADI YANG NOMOR 2 TERUS ???"

JUST THINKING....................................................
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar