Jumat, 23 Januari 2015

Ringkasan Buku Uma Sekaran, Research Methods For Bussines, Metodologi Penelitian untuk Bisnis



Ini tugas kuliah dulu....daripada didelete padahal udah 2 hari 2 malam kuketik berharap aku semangat lagi, ternyata aku seperti si itik buruk rupa masuk ke lingkungan angsa, berharap tahun ini atau tahun depan aku kembali ke perguruan asalku dimana aku dulu merasa diterima dan menjadi "mahasiswa" sebenarnya....semoga bermanfaat. 
 

BAB I
PENGANTAR PENELITIAN

Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkeloia, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadat) suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait. Intinya, penelitian memberikan informasi yang cliperlukan untuk memandu manajer mengambil keputusan yang terinfomasi agar bisa memecahkan masalah secara sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang telah tersedia (dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa kuantitatif (yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur) atau kualitatif (yang dihasilkan dari jawahan yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya).
Dalam bisnis, penelitian terutama dilakukan untuk memecahkan isu-isu problematik dalam, atau saling terkait di antara bidang akuntansi, keuangan, manajemen, dan pemasaran. Dalam Akuntansi (Accounting), sistem, praktik, dan prosedur kendali anggaran sering diperiksa. Metode biaya persediaan, akselerasi depresiasi, kecenderungan pendapatan triwulan deret­ waktu, biaya transfer, tingkat pemulihan kas, dan metode pajak adalah sejumlah bidang yang sering diteliti. Dalam Keuangan (Finance), operasi institusi keuangan, rasio keuangan optimum, merger dan akuisisi, leveraged buyout, keuangan antar perusahaan, pendapatan hipotek, perilaku pasar saham, dan semacamnya, menjadi fokus investigasi. Penelitian Manajemen (Management) bisa mencakup studi sikap dan perilaku karyawan, manajemen sumber daya manusia, pengaruh peruhahan demografis terhadap praktik manajemen, manajemen operasi produksi, formulasi strategi, sistem informasi, dan semacamnya. Penelitian Pemasaran (Marketing) dapat meliputi isu-isu yang berkaitan dengan citra produk, iklan, promosi penjualan, distribusi, pengemasan, harga, layanan pumajual, preferensi konsumen, pengembangan produk baru, dan aspek pemasaran lainnya.

PENELITIAN: TERAPAN DAN DASAR
Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang satu adalah untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manager dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya, sebuah produk tertentu mungkin tidak laku dan manajer harus menemukan alasan di balik hal tersebut dalam rangka mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu disebut penelitian terapan (applied research). Yang lain adalah untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa sejumlah organisasi di kemudian hari menerapkan pengeratuan yang diperoleh melalui temuan dan penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Misalnya, seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai minat akademik. Setelah mengumpulkan informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan menganalisis data, profesor tersebut mungkin menemukan faktor seperti jam kerja yang tidak fleksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang rendah sebagai hal-hal yang memengaruhi absensi. Belakangan, seorang manajer yang menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor tersebut relevan dengan kondisi kerja di perusahaannya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan disebut penelitian terapan (applied research). Penelitian yang terutama dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya disebut penelitian dasar atau fundamental (basic or fundamental research). Hal tersebut juga dikenal sebagai penelitian mumi (pure research). Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti itu biasanya belakangan diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi.

MANAJER DAN PENELITIAN
Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding manajer yang tidak memiliknya. Meskipun Kita mungkin tidak melakukan penelitian apa pun sendiri sebagai seorang manajer, Kita perlu memahami, memperkirakan, dan mengendalikan peristiwa yang merugikan organisasi. Misalnya, sebuah produk yang baru dikembangkan mungkin tidak dapat "diluncurkan," atau suatu investasi keuangan mungkin tidak dapat "dibayar" seperti yang diharapkan. Fenomena yang mengganggu semacam itu perlu dipahami  dan dijelaskan. Kecuali hal ini dilakukan, adalah tidak mungkin untuk memperkirakan masa depan produk atau prospek investasi tersebut, dan bagaimana bencana besar di masa depan dapat dikendalikan. Penguasaan terhadap metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami, memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Sebuah pikiran yang mungkin terlintas dalam benak Kita adalah bahwa, karena Kita mungkin akan menugaskan peneliti untuk memecahkan masalah dan bukan melakukan sendiri penelitian, tidak ada gunanya untuk bersusah-payah mempelajari penelitian. Alasan tersebut menjadi jelas jika seseorang mempertimbangkan konsekuensi kegagalan ketika melakukan hal tersebut. Dengan kerumitan organisasi modem yang belum pemah ada sebelumnya, dan ketidakpastian lingkungan yang mereka hadapi, manajemen sistem organisasi telah menjadi sebuah ,masalah konstan dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat membantu jika manajer dapat merasakan, menentukan, dan menangani masalah sebelum segatanya tidak dapat diatasi. Pengetahuan mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah menolong manajer mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut terjadi di luar kendali. Meskipun masalah kecil bisa diselesaikan oleh manajer, masalah besar menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang memahami penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka. Pengetahuan mengenai proses penelitian, desain, dan interpretasi data juga membantu manajer untuk membedakan penerima temuan penelitian yang ditampilkan dan untuk menentukan apakah solusi yang direkomendasikan tepat untuk dililpatartakan atau tidak.
Alasan lain mengapa manajer profesional saat ini perlu mengetahui tentang metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi lebih mampu membedakan ketika menyaring sebaran informasi dalam jumal-jumal bisnis. Beberapa artikel jumal lebih ilmiah dan objektif dibanding iainnya. Bahkan di antara artikel ilmiah, beberapa lebih tepat untuk diaplikasi atau diadaptasi oleh organisasi dan situasi tertentu dibanding lainnya. Inilah fungsi desain sampling, jenis organisasi yang dipelajari, dan faktor lain yang dilaporkan dalam artikel jumal. Kecuali jika manajer mampu memahami sepenuhnya apa yang publikasi penelitian empiris benar-benar ungkapkan, mereka bisa keliru dalam menggabungkan beberapa saran yang publikasi semacam itu tawarkan. Dengan bukti yang sama, manajer dapat sukses menangani masalah mereka sendiri dengan penghematan besar biaya dan mempelajari hasil dari publikasi penelitian yang "baik" yang menampilkan isu-isu serupa.
Masih ada beberapa alasan lain mengapa manajer profesional sebaiknya memahami penelitian dan metode penelitian dalam bisnis :
  1. Pengetahuan tersebut mempertajam kepekaan manajer terhadap banyak sekali variabel yang berhubungan dalam suatu situasi dan terus mengingatkan mereka tentang multikausalitas dan multifinaiitas fenomena, sehingga menjauhkan dugaan yang tidak tepat dan simplistik mengenai satu variabel yang "menyebabkan" variabel lain.
  2. Jika manajer memahami laporan penelitian terkait organisasi mereka yang disusun oleh profesional, mereka akan diperlengkapi untuk menentukan risiko secara cerdas, ilmiah, dan penuh perhitungan dengan pengetahuan tentang probabilitas kesuksesan atau kegagalan keputusan mereka. Penelitian kemudian menjadi alat pengambilan keputusan yang berguna dibandingkan banyak sekali informasi statistik yang tidak terpahami.
  3. Karena manajer menjadi lebih memahami tentang investigasi ilmiah, kepentingan pribadi di dalam atau luar organisasi pun tidak akan berlaku. Misalnya, sebuah kelompok penelitian intemal dalam organisasi tidak akan mampu menyimpangkan-informasi atau memanipulasi temuan untuk kepentingan mereka sendiri jika manajer menyadari bias yang dapat menyusup ke dalam penelitian dan mengetahui bagaimana data dianalisis dan diinterpretasi.        
  4. Pengetahuan tentang penelitian menolong manajer mengaitkan dan membagikan informasi terkait dengan peneliti atau konsultan yang disewa untuk memecahkan masalah.
Singkat kata, memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajer profesional untuk:
  1. Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan.
  2. Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk.
  3. Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu situasi.
  4. Memperhitungkan risiko dalarri pengambilan keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan keluaran (outcome) yang berbeda.
  5. Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi situasi.
  6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang .disewa secara lebih efektif.
  7. Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah ketika mengambil keputusan.

KONSULTAN/PENELITI INTEMAL VERSUS EKSTEMAL
Sejumlah organisasi mempunyai departemen konsultan atau penelitian sendiri, yang mungkin dinamakan Departemen Layanan Manajemen, Departemen Organisasi dan Metode, RD (research and development department), atau lainnya. Departemen tersebut berperan sebagai konsultan intemal untuk subunit dalam organisasi yang menghadapi masalah tertentu dan memerlukan bantuan. Unit semacam ini dalam organisasi, jika eksis, akan mempunyai beberapa kegunaan, dan memperoleh bantuannya akan lebih menguntungkan di bawah sejumlah situasi, teLapi tidak dalam situasi lainnya. Manajer sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti intemal atau ekstemal. Untuk mencapai keputusan, manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan keduanya, dan menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan kebutuhan situasi. Beberapa keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal akan dibahas berikut ini.

Keuntungan Konsultan/Peneliti intemal
Ada setidaknya empat keuntungan dalam menggunakan tim intemal untuk melakukan proyek penelitian:
  1. Tim intemal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam subunit organisasi di mana penelitian perlu dilakukan.
  2. Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan sistem kerja organisasi.
  3. Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap "gangguan" dalam implementasi rekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektivitas perubahan, dan memperhitungkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
  4. Tim intemal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim ekstemal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit, tim intemal adalah ideal.

Kerugian Konsultan/Peneliti Intemal
Ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti intemal untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis adalah :
  1. Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan intemal, tim intemal sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segar yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus-diinvestigasi.
  2. Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk memengaruhi tim intemal menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata lain, kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia.
  3. Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian intemal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai "pakar" oleh staf dan. manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.
  4. Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian intemal dalam beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.

Konsultan/Peneliti Ekstemal
Kerugian dari tim peneliti intemal sebaliknya merupakan keuntungan tim ekstemal, dan keuntungan yang pertama menjadi kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim ekstemal bisa disoroti.

Keuntungan Konsultan Ekstemal
Keuntungan tim ekstemal adalah:
  1. Tim ekstemal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang .mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Keluasan pengalaman akan membuat mereka mampu untuk berpikir, baik secara divergen atau konvergen, dan menghindari ketergesaan menuju solusi instan berdasarkan fakta yang tampak dalam situasi. Mereka akan mampu mempertimbangkan beberapa cara altematif untuk melihat masalah karena pengalaman pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain. Karena menelaah situasi dari beberapa sudut dan perspektif yang mungkin (secara divergen), mereka dapat secara kritis menilai masing-masing, membuang pilihan dan altematif yang kurang sesuai, dan fokus pada solusi spesifik yang layak (berpikir secara konvergen).
  2. Tim ekstemal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan 'periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi. Karena keusangan pengetahuan merupakan ancaman nyata dalam bidang konsultan, institusi penelitian ekstemal menjamin bahwa anggota mereka memperoleh inovasi terbaru melalui program pelatihan yang dikelola secara periodik. Tingkat di mana anggota tim intemal tetap mengikuti teknik pemecahan masalah terbaru mungkin sangat dipertimbangkan oleh organisasi.

Kerugian Konsultan Ekstemal
Kerugian utama dalam menyewa tim penelitian ekstemal adalah sebagai berikut:
  1. Biaya sewa tim penelitian ekstemal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis.
  2. Selain waktu banyak yang tim ekstemal perlukan untuk memahami organisasi yang akan diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta merta diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan terpengaruh oleh studi penelitian mungkin menganggap tim studi sebagai ancaman dan menentang mereka. Karena itu, meminta dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama mereka dalam studi adalah sedikit lebih sulit dan memakan waktu bagi peneliti ekstemal dibanding tim intemal.
  3. Tim ekstemal juga membebankan biaya tambahanv'ntuk bantuan mereka dalam fase implementasi dan evaluasi. Sambil mengingat keuntungan dan kerugian tim peneliti intemal dan ekstemal, manajer yang menginginkan jasa penelitian harus menimbang pro dan kontra dalam menggunakan salah satunya sebelum membuat keputusan. Bila masalah sangat rumit, atau jika ada.kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti ekstemal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika masalah yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan sistem diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat rutin, tim intemal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik.
Pengetahuan tentang metode penelitian dan pengertian akan perbandingan keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal menolong manajer membuat keputusan mengenai bagaimana menangani masalah dan menentukan apakah peneliti intemal atau ekstemal yang merupakan pilihan tepat untuk menginvestigasi dan memecahkan masalah.

ETIKA DAN PENELITIAN BISNIS
Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma perilaku social yang diharapkan ketika melakukan penelitian. Kode etik berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan data yang diperlukan. Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, memerhatikan indikasi basil penelitian, melepaskan ego, dan merigejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode etik juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan yang memberikan data, analis yang memberikan basil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi altematif.
Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkah dalam proses penelitian­pengumpulan data, analisis data, pelaporan, dan penyebaran informasi di Intemet, jika kegiatan tersebut dilakukan. Ada jumal bisnis seperti Joumal of Business Ethics dan Business Ethics Quarterly yang terutama ditujukan untuk isu etika dalam bisnis. American Psychological Association telah Menyusun pedoman tertentu untuk melakukan penelitian; memastikan bahwa penelitian organisasi dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang dinaungi.



















BAB 2
INVESTIGASI ILMIAH

Ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah dapat didaftarkan sebagai berikut:
  1. Tujuan jelas
  2. Ketepatan
  3. Dapat Diuji
  4. Dapat Ditiru
  5. Ketelitian dan Keyakinan
  6. Objektivitas
  7. Dapat Digeneralisasi
  8. Hemat
Berikut ini penjelasannya :
Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap, organisasi, di samping manfaat lain penelitian tersebut dalam banyak bidang. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya tentu akan menguntungkan organisasi. Penelitian tersebut dengan demikian mempunyai sebuah fokus tujuan yang jelas.
Ketepatan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada sebuah studi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti tingat kehatian-hatian dalam investigasi penelitian.
Dapat Diuji
Bila, setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi dan mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan yang merasakan kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam pengambilan keputusan akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah  hipotesis yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
Analisis korelasi akan menunjukkan apakali hipotesis tersebut diterima atau tidak. Penggunaan beberapa uji lainnya, seperti uji chi-square dan uji-t. Penelitian ilmiah dengan demikian menguji secara logis hipotesis yang disusun untuk melihat apakah data mendukung perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap situasi masalah. Dengan demikian, dapat diuji menjadi ciri lain dari penelitian ilmiah.
Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi (misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang sebenamya. Dengan demikian, Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari penelitian ilmiah.
Ketelitian dan Keyakinan
Dalam penelitian manajemen kita jarang mempunyai kemewahan untuk menarik kesimpulan "pasti" berdasarkan basil dari analisis data. Hal tersebut karena kita tidak dapat mempelajari keseluruhan item, peristiwa, atau populasi yang berkaitan, dan terpaksa mendasarkan temuan kita pada sampel yang kita ambil dari keseluruhan. Dalam segala kemungkinan, sampel dalam pertanyaan mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang setepat-tepatnya dari fenomena yang kita coba pelajari. Kesalahan pengukuran dan masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias atau kesalahan dalam temuan kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu cara yang memastikan bahwa-temuan kita sedekat mungkin dengan realitas (misal, pemyataan hal keseluruhan yang sebenamya), sehingga dapat menaruh kepercayaan atau keyakinan terhadap hasilnya.
Ketelitian (precision) mengacu pada kedekatan temuan dengan "realitas" berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain, ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel, terkait apa yang benar-benar eksis dalam keseluruhan.  
Keyakinan (confidende) mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan hanya 5% kemungkinan salah. Hal ini, juga disebut sebagai tingkat keyakinan.
Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus obfektif; yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen organisasi, dan hal tersebut tidak didukung oleh .hasil penelitian, adalah percuma jika peneliti terus memperdebatkan bahwa peningkatan kesempatan bagi partisipasi karyawan akan tetap bermanfaat! Argumen semacam itu akan didasarkan pada opini subjektif peneliti, bukan pada temuan penelitian berdasar data yang faktual. Bila hal tersebut merupakan pendirian peneliti, maka tidak ada gunanya sama sekali untuk melakukan penelitian. Banyak kerugian yang akan diderita oleh organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau menyesatkan yang ditarik dari penelitian.
Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para pengguna. Misalnya, jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan komitmen organisasi dalam berbagai organisasi manufaktur, industri, dan jasa, dan tidak hanya dalam organisasi tertentu yang diselidiki oleh peneliti tersebut, maka generalisasi temuan tersebut pada konteks organisasi lain pun meningkat. Semakin penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaan dan nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua konteks, situasi, atau organisasi lainnya.
Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul, dan dalam menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah variabel yang akan menjelaskan varians (variance) secara jauh lebih efisien dibanding seperangkat variabel kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut. Model teoretis konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan tinjauan literatur yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya dalam bidang masalah tertentu.

RINTANGAN SAINS DALAM PENELITIAN
Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotetis-deduktif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian dijelaskan di bawah ini.
Deduksi dan induksi
Jawaban atas persoalan dapat ditemukan entah dengan proses deduksi atau proses induksi, atau dengan kombinasi keduanya. Deduksi adalah proses di mana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Misalnya, kita mengetahui bahwa semua orang yang berkinerja tinggi adalah sangat menguasai pekerjaan mereka. Bila John berkinerja tinggi, kita kemudian menyimpulkan bahwa ia sangat menguasai pekerjaannya. Induksi, disisi lain, merupakan proses di mana kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada kesimpulan. Dengan kata lain, dalam induksi, kita secara logis membuat sebuah proposisi umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya, kita melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama dari pabrik manufaktur. Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan produksi. Baik proses deduktif maupun induktif digunakan dalam investigasi ilmiah.
Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kita untuk memahami, menjelaskan, dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila penelitian direncanakan untuk menguji beberapa hasil spesifik yang dihipotesiskan, sebagai contoh, untuk melihat apakah mengendalikan kegaduhan yang mengganggu dalam lingkungan akan meningkatkan kinerja orang dalam memecahkan teka-teki mental, langkah­langkah berikut dilakukan. Investigator memulai dengan teori bahwa kegaduhan secara merugikan mempengaruhi mental untuk pemecahan masalah. Hipotesis kemudian dihasilkan bahwa jika kegaduhan dikendalikan, teka-teki mental dapat dipecahkan dengan lebih cepat dan tepat.
Tujuh Langkah Metode Hipotetis-Deduktif
Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotetis-deduktif yang berakar dari rintangan yang dibahas di atas, dan didaftarkan dan dibahas di bawah ini.
  1. Pengamatan
  2. Pengumpulan informasi awal
  3. Perumusan teori
  4. Penyusunan hipotesis
  5. Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
  6. Analisis data
  7. Deduksi
Berikut ini penjelasannya
Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan bahwa perubahan tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa perilaku, sikap, dan perasaan baru sedang mengemuka dalam lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja). Ketika fenomena yang diamati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting, orang tersebut akan melanjutkan ke langkah berikut.
Pengumpulan informasi awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara mendalam mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara secara informal dengan beberapa orang dalam konteks kerja atau klien, atau kepada sumber relevan lainnya, dengan demikian dapat mengumpulkan informasi mengenai apa dan mengapa sesuatu hal terjadi. Melalui wawancara yang tidak terstruktur ini, seseorang memperoleh gagasan atau "perasaan" mengenai apa yang sedang berlangsung. Setelah peneliti meningkatkan tingkat kesadaran mengenai apa yang terjadi, kemudian dapat fokus pada masalah dan faktor terkait melalui wawancara formal dan terstruktur dengan kelompok yang relevan. Di samping itu, dengan melakukan penelitian perpustakaan, atau memperoleh informasi lewat sumber lainnya, investigator akan mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditangani dalam situasi lain. Informasi tersebut akan memberikan wawasan tambahan mengenai faktor lain yang bisa saja berlaku dalam situasi tertentu melampaui dan di atas faktor lain yang tidak terungkap dalam wawancara sebelumnya.
Dengan demikian, banyak informasi akan diperoleh melalui wawancara dan penelitian pustaka. Langkah selanjutnya adalah mengartikan faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam tahap pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa cara yang bermakna.
Perumusan teori
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variabel kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan. Jaringan asosiasi yang diidentifikasi di antara variabel kemudian akan dijalin bersama secara teoretis dengan justifikasi alasan mengapa hal tersebut berpengaruh terhadap masalah.
Penyusunan hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori di antara variabel, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan. Misalnya, pada poin ini, seseorang mungkin menyusun hipotesis bahwa jika sejumlah item ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan sangat berkurang. Hal tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk menentukan apakah pemyataan tersebut akan terbukti. Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif (deductive). Terkadang, hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui prossts induksi (induction). Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa gagasan kreatif muncul dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan dengan induksi keduanya adalah lazim.
Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotesis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan unfuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Misalnya, untuk menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang memadai akan mengurangi ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat kepuasan konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat kepuasan konsumen kapan pun sejumlah item yang memadai disimpan dan tersedia bagi konsumen. Data pada setiap variabel dalam kerangka teoretis di mana hipotesis dihasilkan juga harus dikumpulkan. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.
Analisis data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya, untuk melihat jika level persediaan memengaruhi kepuasan konsumen, seseorang dapat menggunakan analisis korelasi dan menentukan hubungan antara dua faktor. Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuanritatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data kualitatif mengacu pada informasi yang diperoleh dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.
Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.










BAB 3
TEKNOLOGI DAN PENELITIAN BISNIS

Teknologi digital kini banyak tersedia untuk penelitian, terutama untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis informasi. Hal tersebut termasuk semua media interaktif elektronik seperti CD-ROM, DVD, browser, Intemet dan intranet, serta mesin pencari (search engine). Basis data komputerisasi pada compact disk juga tersedia, khususnya untuk pencarian dalam bidang keuangan.
Intemet
Intemet, yang merupakan jaringan komputer global yang menghubungkan orang dan informasi, telah membuka kemungkinan yang sangat besar bagi kemajuan penelitian dan memperluas peluang bisnis di seluruh dunia. Karena Intemet menghubungkan kita dengan seluruh dunia, keperluan penelitian apa pun dapat diperoleh dari setiap negara melalui Intemet. Misalnya, preferensi konsumen tentang kemasan sebuah produk dapat ditentukan dan strategi harga di setiap negara pun bisa diketahui.
Bila kita menginginkan informasi atau bahan publikasi mengenai topik minat apa pun, Intemet bisa menyediakannya. Kita dapat dengan mudah men-download data sekunder dan mencetaknya tanpa perlu tergesa-gesa.
Surat Elektronik
Intemet juga memungkinkan pertukaran surat elektronik (electronic-mail atau cukup disingkat e-mail), yang kian menjadi cara utama dalam komunikasi bisnis, baik di dalam dan luar perusahaan. Akses global yang mudah ke Intemet telah memungkinkan semua organisasi dan banyak individu mempunyai akses ke mail. Dunia ekstemal terdiri atas wilayah nasional dan global. E-mail tidak mahal, hampir instan, dan mempunyai nilai tambah berupa jaminan pengiriman subjek hanya kepada alamat e-mail yang tepat. E-mail merupakan cara yang sederhana dan efektif untuk meminta dan memperoleh data tentang berbagai topik dari dalam dan luar organisasi. Survei pendek pun dapat dilakukan via e-mail.
Intranet
Intranet berkaitan dengan sistem intemal organisasi, sedangkan Intemet dengan lingkungan ekstemalnva: Yaitu, intranet menghubungkan jaringan data intemal perusahaan, tetapi mencegah akses hagi pihak luar perusahaan. Intranet juga memfasilitasi pencarian data dari dalam perusahaan; misalnya, survei dapat dengan mudah dilakukan melalui intranet untuk menilai semangat karyawan atau popularitas. paket. tunjangan.
Intranet dapat digunakan secara kreatif. Cronin (1998) mengatakan bahwa kesuksesan intranet Ford begitu spektakuler sehingga sites Web in-house produsen mobil .tersebut dapat menghemat miliaran dolar dan memenuhi keinginan membuat mobil yang sesuai permintaan.
Browser
Penggunaan luas Intemet tidak akan berlangsung tanpa fitur browser yang memungkinkan hal tersebut, yang membuka jalan bagi situs dan aplikasi Web. Peranti lunak browser (seperti Microsoft's Explorer dan Netscape) memungkinkan pengguna nonteknis untuk mengakses dan mengarungi Web dengan mudah. Tanpa browser, Intemet akan terus menjadi sesuatu asing yang terbatas pada sekelompok pengguna teknik tinggi. Bisa dikatakan, browser memicu "revolusi Intemet."
Situs Web
Organisasi membuat situs Web untuk mempromosikan citra mereka, berkomunikasi dengan pelanggan, membangun hubungan, membagi informasi, memberi penawaran menarik kepada calon konsumen, dan memastikan bahwa mereka tetap memperoleh laba. Dalam kasus tertentu, tertentu bahkan memungkinkan pembelian online oleh konsumen, melampaui saluran penjualan tradisional. Kapabilitas audit dan teknologi tombol built-in (menggunakan cookies untuk menelusuri detail situs yang dikunjungi) juga memberi umpan balik terhadap keandalan situs. Konsumen menghabiskan jutaan dolar untuk berbelanja online. Hampir semua bisnis mempunyai situs Web. Seperti dicatat oleh Wildstrom (1998), World Wide Web adalah alat yang ampuh untuk komunikasi bisnis dan cara yang hebat untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau rekan kerja. Peranti lunak untuk membuat situs Web kini banyak tersedia dan lebih mudah digunakan.

APLIKASI TERBARU DALAM TEKNOLOGI
Alat Elektronik Genggam (Handheld Device)
Aplikasi baru teknologi komputer diwakili oleh alat elektronik genggam yang kecil dan efektif biaya seperti Palm, yang dibantu oleh kelas peranti lunak baru, mempermudah perolehan data dan analisis segera, dan telah memulai sebuah proses perubahan dalam dunia kerja. Data penting bisa diperoleh kapan pun, di mana pun, dan dianalisis. Peralatan nirkabel meningkatkan efisiensi dan memungkinkan tenaga kerja lapangan untuk menghabiskan lebih banyak waktu pada kegiatan di lapangan. Komputer pribadi yang cepat, akurat, andal, ekonomis, dan mempermudah penyimpanan yang rapi dengan mengurangi kertas kerja hingga minimum, perlahan digantikan oleh teknologi komputer genggam seperti PalmTop, yang menyediakan banyak daya komputasi untuk penggunaan harian oleh para eksekutif yang bepergian.
Teknologi Suaza Interaktif,CD-ROM dan Basis Data Relasional
Berikut ini beberapa teknologi terbaru yang telah membantu bisnis untuk melakukan penelitian dan meningkatkan efisiensi operasional mereka. Basis data relasional merujuk pada basis data yang dapat dihubungkan dalam cara apa pun yang diinginkan.
Digital Whiteboard
Digital whiteboard memungkinkan isi pada sebuah papan (board) yang menampilkan diagram yang rumit dan catatan yang sangat banyak untuk disalin pada notepad PC dan dikirim secara elektronik ke yang lainnya, sesuai keperluan. Contohnya, sesi brainstorming selama pemecahan masalah dapat dikomunikasikan dengan mudah kepada orang lain di bagian lain dunia dengan metode ini. Kini kita bahkan dapat secara digital menyimpan semua isi tersebut secara permanen, menggunakan digital whiteboard. Bila digunakan bersama-sama dengan sebuah electronic protection system (EPS), papan tersebut akan berfungsi sebagai flipchart elektronik dan mencatat ke belakang dan ke depan di antara "halaman" untuk menyunting secara real time. Hal tersebut sangat berguna selama presentasi videokonferensi.
Video konferensi Kelompok
Video konferensi kelompok menghasilkan pengaruh rapat tatap-muka dengan menggunakan monitor TV atau proyektor multimedia yang besar. Sistem videokonferensi mempunyai keuntungan integrasi dengan teknologi bisnis vital lainnya seperti peranti lunak kertas kerja (spreadsheet) dan presentasi. Dengan begitu, banyak data (termasuk angka numerik) dapat dipertukarkan selama videokonferensi, sambil organisasi berusaha menghasilkan pengambilan keputusan yang konsultatif dan penelitian dan analisis lebih jauh. Videokonferensi bahkan menjadi semakin menarik dalam lingkungan bisnis pascateroris bila terkait pertimbangan biaya dan keamanan.
Realitas Virtual
Realitas virtual menciptakan lingkungan 3-D dalam hal membuat sebuah produk dengan komputer dan memperlihatkannya kepada calon kelompok peminat dengan rincian harga, bahan, dan informasi relevan lainnya. Di masa depan, ucapan selamat dengan bebungaan virtual dapat bersaing ketat dengan kartu Hallmark.
Menghubungkan PC ke Peralatan Elektronik
Salah satu upaya terkini yang dilakukan oleh Microsoft dari Sony adalah menghubungkan PC dan peralatan elektronik konsumen. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menyambung camcoder ke PC atau ke seperanti TV untuk mengirim surat video melalui Intemet (Clark & Bank, 1998). Akselerasi transaksi, komunikasi, dan penelitian bisnis melalui cara ini akan sangat meningkat apabila peralatannya sempuma.

PENYIMPANAN DAM PENGAMANAN DATA
Penyimpanan Basis Data
Tragedi 11 September 2001 telah secara menyedihkan semakin mendorong kebutuhan untuk menyimpan data perusahaan pada lebih dari satu tempat dan jauh dari lokasi kegiatan bisnis. Untungnya, sebuah perusahaan keuangan yang hancur karena bermarkas di World Trade Center di New York mempunyai sebuah pusat data di Boston. Seorang anggota tim "fly-to-site" dari perusahaan manajemen penyimpanan Veritas berangkat dari New Jersey ke Boston dan memulihkan kembali semua data. Data merupakan nyawa perusahaan dan sebaiknya disimpan dalam sekurangnya dua lokasi lain, atau setidaknya dicadangkan pada tape dan disimpan dalam lokasi terpencil lainnya. Ada beberapa perusahaan dalam industri penyimpanan yang menawarkan perlindungan data perusahaan dan bantuan dalam pemulihan bencana.
Keamanan Data
Organisasi dan sistem informasi mereka semakin menghadapi ancaman keamanan yang meliputi, di antaranya, pembajakan komputer, penipuan Intemet, dan sabotase dari berbagai sumber yang luas. Virus dan pembajakan komputer merupakan ancaman yang tidak putus-putus dan bahaya yang belum pemah ada sebelumnya.
Untuk melindungi informasi dari berbagai ancaman, ID digital dan firewall merupakan beberapa tindakan pengamanan yang dipergunakan untuk mencegah penipuan dan penggunaan yang tidak valid. Otentikasi, otorisasi, dan enkripsi adalah beberapa metodologi keamanan dasar yang dipakai untuk menghalangi orang yang tidak berhak mengakses dan menginterpretasi data. Langkah pengamanan tersebut mempertahankan integritas informasi dengan hanya memperbolehkan akses bagi personel yang valid dan melindunginya segera setelah hal tersebut meninggalkan batas-batas pengamanan organisasi dengan mengacak pesan (enkripsi).
Meskipun beberapa perusahaan menawarkan peranti lunak keamanan, seiring dengan kemajuan teknologi, kecerdikan para hacker pun meningkat, dan karena itu kewaspadaan harus terus dipelihara.

KEUNTUNGAN MANAJERIAL DART KEMAJUAN TEKNOLOGI
Teknologi informasi dan perkembangan peranti lunak untuk memperoleh, menyimpan, dan menganalisis informasi---basil yang mempermudah pengambilan keputusan mengalami kemajuan pada kecepatan eksponensial. Adalah penting bagi manajer untuk mengambil keuntungan dari teknologi informasi dan tetap mengetahui inovasi terbaru. Perlu pula dipastikan bahwa orang-orang yang bekerja dengan teknologi informasi tetap mengikuti semua kemajuan terkini, dan kenyataannya, mengembangkan peranti lunak yang sesuai untuk keperluan khusus dari sistem. Jelas sekali bahwa kecuali informasi terus-menerus diperbarui, sebuah organisasi tidak akan memperoleh manfaat, bahkan jika organisasi tersebut telah menggunakan teknologi yang paling canggih. Karena itu sistem informasi harus dimutakhirkan.


















BAB 4
PROSES PENELITIAN

Identifikasi bidang masalah yang luas melalui proses pengamatan dan fokus pada situasi yang dibahas dalam Bab 2. Ingat kembali bahwa bidang masalah yang luas mengacu pada (1) seluruh situasi di mana seseorang melihat sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, (2) bidang yang seorang manajer yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, (3) persoalan konseptual atau teoretis yang perlu dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu, dan (4) beberapa pertanyaan penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara empiris.
Contoh bidang masalah luas yang seorang manajer bisa amati di tempat kerja adalah sebagai berikut:
  1. Program pelatihan mungkin tidak seefektif seperti yang diharapkan.
  2. Volume penjualan sebuah produk tidak juga meningkat.
  3. Anggota kelompok minoritas dalam organisasi tidak meningkat dalam karier mereka.
  4. Penyeimbangan harian dari pencatatan buku besar terus-menerus menjadi masalah.
  5. Sistem informasi yang bam di-install tidak dimanfaatkan oleh para manajer yang menjadi sasaran utama sistem tersebut.
  6. Penerapan jam kerja fleksibel telah menimbulkan lebih banyak persoalan dibanding yang dipecahkan dalam banyak organisasi.
  7. Hasil yang diharapkan dari merger Baru-baru ini belum juga tampak.
  8. Pengendalian persediaan tidak efektif.
  9. Instalasi sebuah SIM masih belum berhasil.
  10. Pihak manajemen dari sebuah proyek tim yang kompleks dan multidepartemen kehilangan kendali atas departemen litbang (RD) dari sebuah perusahaan.

PENGUMPULAN DATA AWAL
Sifat informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk tujuan tersebut dapat dikiasifikasikan secara luas ke dalam tiga bagian:
  1. Informasi latar belakang mengenai organisasi—yaitu, faktor kontekstual.
  2. Filosofi manajemen, kebijakan perusahaan, dan aspek struktural lainnya.
  3. Persepsi, sikap, dan respons perilaku dari anggota organisasi dan sistem klien (sejauh dapat diterapkan).
Aspek-aspek informasi terdahulu akan berguna dalam pembicaraan yang dapat dipelajari oleh pihak perusahaan selama wawancara dan memunculkan isu tepat yang berkaitan dengan masalah. Sebagai contoh, masalah arus kas (yang dapat dilihat sepintas dari neraca) mungkin terkait dengan kualitas buruk dari bahan mentah yang dibeli, yang mengakibatkan tingginya tingkat pengembalian barang yang dijual oleh perusahaan. Persoalan tersebut dapat dengan bijaksana diselidiki jika informasi telah diketahui sebelumnya. Atau, sebuah analisis industri mungkin mengungkapkan bahwa sejumlah masalah yang dihadapi tidak khusus bagi perusahaan tersebut, tetapi dihadapi seluruh industri, seperti persaingan dari prOdusen asing, keengganan konsumen untuk membelanjakan uang, dan seterusnya. Dalam hal tersebut, lebih banyak pertanyaan dapat difokuskan pada strategi (seperti penjualan dan iklan) yang diterapkan oleh perusahaan untuk memacu penjualan dalam menghadapi kompetisi di luar negeri.
Menanyakan filosofi manajerial dan perusahaan memberikan gagasan yang sangat baik mengenai prioritas dan nilai milai perusahaan, misalnya: (1) apakah kualitas produk benar-benar dianggap penting oleh perusahaan atau hanya sekadar pemanis bibir yang diwujudkan dalam konsep; (2) apakah perusahaan mempunyai tujuan jangka pendek atau jangka panjang; (3) apakah kontrol sedemikian ketat sehingga kreativitas pun terhambat, atau sedemikian longgar sehingga tidak ada yang dicapai, atau apakah situasi kondusif untuk kinerja yang baik; (4) apakah perusahaan selalu ingin bermain aman atau siap mengambil risiko yang diperhitungkan dengan baik; dan (5) apakah perusahaan berorientasi orang atau semata-mata berorientasi laba.
Sangat sering, aspek-aspek struktur juga memengaruhi persoalan dan perlu untuk diselidiki. Di bawah ini adalah,beberapa faktor struktural.
  1. Peran dan posisi dalam organisasi dan jumlah karyawan pada setiap level pekerjaan.
  2. Tingkat spesialisasi.
  3. Saluran komunikasi.
  4. Sistem kendali.
  5. Koordinasi dan rentang kendali.
  6. Sistem penghargaan.
  7. Sistem arus kerja dan semacamnya.
Adalah mungkin bahwa persepsi responden mengenai variabel-variabel struktural tidak sama dengan kebijakan dan prosedur struktural resmi organisasi. Bila hal tersebut terjadi, adalah relevan untuk melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang lebih lanjut dengan berbagai level karyawan dalam organisasi.

Persepsi, Sikap dan Respons Perilaku
Persepsi karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan kerja, sikap, dan respons perilaku mereka diketahui dengan cara berbicara, mengamati, dan menanyakan respons mereka melalui kuesioner. Gagasan umum tentang persepsi orang mengenai pekerjaan, iklim organisasi, dan aspek minat peneliti lainnya dapat diperoleh melalui wawancara terstruktur data tidak terstruktur dengan responden. Faktor-faktor sikap terdiri atas keyakinan orang mengenai dan reaksi terhadap hal berikut:
  1. Sifat pekerjaan.
  2. Saling ketergantungan antar kerja.
  3. Superioritas dalam organisasi.
  4. Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
  5. Sistem klien.
  6. Rekan kerja.
  7. Penghargaan yang diberikan oieh perusahaan, seperti kenaikan gaji dan tunjangan kerja.
  8. Kesempatan karier dalam organisasi.
  9. Sikap organisasi terkait taicggudag jawab karyawan terhadap keluarga.
  10. Keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepentingan umum, dan kelompok sosial lainnya.
  11. Toleransi perusahaan terhadap karyawan yang cuti kerja.
Faktor perilaku mencakup kebiasaan kerja aktual seperti ketekunan, tingkat absensi, kinerja, dan sebagainya. Responden dapat didorong pada tahap wawancara untuk berbicara mengenai pekerjaan mereka, faktor terkait kerja dan tidak terkait kerja lainnya, serta sikap, nilai, persepsi, dan perilaku mereka, yang sebagian di antaranya mungkin memengaruhi kinerja.di tempat kerja. Berbicara dengan beberapa orang dari berbagi level dalam organisasi akan memberi pewawancara gagasan yang baik mengenai dinamika yang berlaku dalam sistem. Pembahasan lebih jauh mengenai bagaimana melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dapat ditemukan dalam Bab 10, di mana metode pengumpulan data dibahas.
Setelah wawancara dilakukan, langkah selanjutnya bagi peneliti adalah menabulasi berbagai jenis informasi yang telah diperoleh selama wawancara dan menentukan bila ada pola dalam resporis yang dapat dilixhat. Misalnya, dari kualitatif data mungkin ditemukan bahwa sejumlah masalah sering kali disebut oleh karyawan dari beberapa level dalam organisasi. Faktor tertentu, seperti penerangan yang kurang, personel yang tidak terlatih, atau peralatan yang kurang memadai mungkin muncul sangat kuat dalam wawancara dengan beberapa pekerja.
 Jika tabulasi menunjukkan variabel tersebut sangat sering mengemuka, hal tersebut memberi peneliti sejumlah gagasan yang baik mengenai bagaimana meneruskan langkah berikutnya, yaitu melakukan survei literatur untuk melihat bagaimana orang lain menangani faktor serupa di dalam konteks pekerjaan lain dan mendefinisikan masalah, sebelum tiba pada kesimpulan. Karena survei literatur merupakan satu cara untuk meringkaskan data sekunder dan adalah langkah penting dalam proses penelitian untuk mendefinisikan masalah penelitian, kita sekarang akan membahasnya secara rinci sebagai salah satu alat pengumpulan data awal.
Adalah penting untuk diingat bahwa informasi dari data sekunder dapat diambil dari beragam sumber, termasuk buku dan majalah, publikasi dan sumber informasi pemerintah, media, sensus, laporan pasar saham, dan semua jenis informasi mekanis, seperti elektronik seperti bar code, data scanner, dan Intemet. Data sekunder dapat diambil dari dokumen.sejarah organisasi itu sendiri, dari informasi yang telah tersedia di intranet, atau dari sumber ekstemal seperti yang sudah disebutkan di atas, entah lewat Intemet atau lainnya.
SURVEI LITERATUR
Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti. Perpustakaan merupakan pusat penyimpanan yang kaya bagi data sekunder, dan peneliti biasanya menghabiskan beberapa minggu dan terkadang bulan untuk menelusuri buku, jumal, surat kabar, majalah, laporan konferensi, disertasi doktoral, tesis master, publikasi pemerintah, laporan keuangan, pemasaran, dan lainnya, untuk menemukan informasi yang terkait dengan topik penelitian mereka. Dengan basis data komputerisasi yang kini tersedia dan dapat diakses, pencarian literatur pun menjadi sangat cepat dan mudah, dan bisa dilakukan tanpa harus memasuki pintu gerbang sebuah gedung perpustakaan.
Survei literatur tidak saja menolong peneliti untuk menyertakan semua variabel yang relevan ke dalam proyek penelitian, tapi juga memfasilitasi penggabungan kreatif dari informasi yang diperoleh melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan apa yang ditemukan dalam studi sebelumnya..Dengan kata lain, hal tersebut memberikan kerangka dasar yang baik untuk diproses lebih lanjut dengan investigasi. Survei literatur yang baik dengan demikian menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoretis yang komprehensif di mana hipotesis dapat dibuat untuk diuji. Penyusunan kerangka teoretis dan hipotesis akan dibahas dalam bab selanjutnya.
Dengan demikian, survei literatur merriastikan bahwa:
  1. Variabel penting yang kemungkinan besar memengaruhi situasi masalah tidak terlewatkan dalam studi.
  2. Gagasan yang lebih jelas akan muncul, misalnya variabel apa yang paling penting untuk dipertimbangkan (sifat hemat), mengapa variabel tersebut dianggap penting, dan bagaimana variabel diinvestigasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, survei literatur membantu penyusunan kerangka teoretis dan hipotesis untuk pengujian.
  3. Pemyataan masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas.
  4. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat.
  5. Peneliti tidak mengalami risiko "menemukan kembali roda" yang memboroskan usaha dengan mencoba menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.
  6. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai relevan dan penting.
Pada dasamya, ada tiga basis data yang dapat digunakan ketika meninjau literatur, seperti ditunjukkan di bawah ini.
  1. Basis data bibliografi (bibliographic data bases), yang hanya menampilkan kutipan bibliografi, yaitu nama penulis, judul artikel (atau buku), sumber publikasi, tahun, jilid, dan jumlah halaman. Hal tersebut memuat informasi yang sama seperti, yang ditemukan dalam Indeks Bibliografi buku-buku di perpustakaan, yang secara periodik diperbarui, dan mencakup artikel yang diterbitkan dalam majalah, surat kabar, buku, dan sebagainya.
  2. Basis data abstrak (abstract database), yang sebagai tambahan memuat abstrak atau ikhtisar artikel.
  3. Basis data teks-lengkap (full-text database), yang menyediakan teks lengkap artikel.
Basis data juga tersedia untuk memperoleh statistik—pemasaran, keuangan, dan seterusnya—dan direktori disusun menurut subjek, judul, lokasi geografis, kesempatan perdagangan, pedagang luar negeri, bangunan industri, dan lain-lain.

MENYARIKAN INFORMASI RELEVAN
Mengakses sistem online dan memperoleh cetakan semua karya publikasi yang diminati dari sebuah indeks bibliografi akan memberikan bibliografi komprehensif mengenai subjek yang akan membentuk dasar untuk langkah selanjutnya. Sementara, cetakan terkadang bisa meliputi seratus atau lebih daftar, pandangan sekilas pada judul artikel atau buku akan menunjukkan mana dari semua itu yang mungkin berhubungan dan mana yang hanya merupakan permukaan dari studi yang diteliti. Abstrak dari artikel semacam itu yang kelihatannya relevan, kemudian dapat diperoleh melalui sistem online. Hal tersebut akan memberi gagasan mengenai artikel yang perlu ditelaah lebih dalam, sehingga teks lengkapnya pun kemudian bisa dicetak. Sambil membaca 'artikel tersebut, informasi rinci mengenai masalah yang diteliti, rincian desain studi (seperti ukuran sampel dan metode pengumpulan data), dan temuan akhir dapat dicatat secara sistematis dalam sejumlah format yang sesuai. Hal tersebut mempermudah penulisan tinjauan literatur dengan gangguan minimal dan efisiensi maksimal. Sambil membaca, adalah mungkin bahwa faktor tertentu lainnya juga ditemukan berkaitan eras dengan masalah yang diteliti. Misalnya, ketika membaca artikel tentang efektivitas Sistem Informasi, peneliti mungkin menemukan bahwa ukuran perusahaan juga temyata merupakan faktor penting. Peneliti kemudian mungkin ingin mengetahui lebih banyak mengenai bagaimana ukuran organisasi dikategorikan dan diukur oleh pihak lain, dan karena itu, mungkin ingin membaca bahan mengenai ukuran organisasi. Semua artikel yang dianggap relevan untuk studi saat ini kemudian dapat dicantumkan sebagai referensi, menggunakan format referensi tepat.
Perlu dicatat bahwa survei literatur hendaknya menampilkan semua informasi yang relevan dengan cara yang meyakinkan dan logis, alih-alih menampilkan semua studi dalam urutan kronologis dengan kepingan dan potongan informasi yang tidak beraturan. Survei literatur yang baik juga membawa seseorang secara logis pada pemyataan masalah yang baik.
Ada beberapa metode yang diterima untuk menyebutkan referensi dalam bagian survei literatur dan menggunakan kutipan. Publikasi Manual dari American Psychological Association (2001) menawarkan informasi rinci mengenai kutipan, petikan, referensi, dan lain-lain, dan merupakan salah satu gaya referensi yang diterima dalam bidang manajemen.

PERILAKU MENGAMBIL RISIKO DAN KINERJA ORGANISASI
Manajer menangani risiko dan menghadapi ketidakpastian dalam banyak hal. Sebagian dari gaya tersebut adalah fungsional dan lainnya secara merugikan berdampak pada kinerja perusahaA. Kidup dalam zaman perubahan organisasi yang dramatis (merger, misalnya), dan deiigan performa perusahaan yang berubah sangat cepat dalam lingkungan yang bergolak adalah penting untuk menyelidiki perilaku mengambil risiko manajer dan kinerja organisasi.
Ada sangat banyak penelitian yang berkaitan dengan perilaku pengambilan risiko dalam pembuatan keputusan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa konteks di sekitar pembuat keputusan berpengaruh terhadap tingkat risiko yang siap diambil oleh seseorang (Shapira, 1995; Starbuck & Milken, 2000). Studi lain, seperti yang dilakukan Sankar (1997) dan Veicher (1998) menunjukkan bahwa posisi pengambil risiko, dan apakah keputusan dibuat oleh individu atau merupakan hasil usaha kelompok, sangat berperan bagi perbedaan dalam perilaku pengambilan risiko, dan pada akhimya, pada kinerja organisasi. Schwartz (2001) membuktikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan menggunakan subjek untuk berpartisipasi dalam kegiatan dalam konteks sebuah lab, menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan















BAB 5
PROSES PENELITIAN:
KERANGKA TEORETIS PENYUSUNAN HIPOTESIS

Setelah melakukan wawancara, menyelesaikan survei literatur, dan mendefinisikan masalah, kita telah siap untuk membuat kerangka teoretis. Kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya dalam bidang masalah. Menggabungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian yang dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah sangat penti-ng dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian.
Singkatnya, kerangka teoretis membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sec-tang diteliti. Penyusunan kerangka konseptual tersehut membantu kita untuk mencialilkan atau menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu, dan dengan demiki.an, meningkatkan pemahaman kita mengenai dinamika situasi. Dengan demikian, dari kerangka teoretis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. Hubungan yang dihipotesiskan tersehut kemudian dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat. Dengan menguji dan mengulangi temuan, kita juga akan mempunyai keyakinan yang lebih kuat mengenai ketepatan penelitian. jadi, seluruh penelitian bergantung pada dasar kerangka teoretis. Bahkan, jika hipotesis yang dapat diuji tidak perlu disusun (seperti dalam sejumlah proyek penelitian terapan), penyusunan kerangka teoretis yang baik adalah hal utama untuk mendalami masalah yang sedang diteliti.
Karena kerangka teoretis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan karena kerangka teoretis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apa pun, sangat penting untuk memahami apa arti variabel dan apa saja jenis Variabel yang ada.
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Jenis Variabel
Empat jenis variabel utama dibahas dalam bab
  1. Variabel terikat (dependent variablel disebut juga variabel kriteria­criterion variable).
  2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel predictor/predictor variable)
  3. Variabel moderator (moderating variable).
  4. Variabel antara (intervening variable).
Berikut ini penjelasnnya :
Variabel Terikat
merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel terikat (yaitu, menemukan variabel yang memengaruhinya), adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah.
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir.     
Variabel Moderator
Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variable terikat dan variabel bebas. Yaitu, kehadiran variabel ketiga (variabel moderator) mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat.        
Variabel Antara
Variabel antara (intervening variable) adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara. mengemuka sebagai sebuah fungsi variabel bebas yang berlaku dalam situasi apa pun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

PENYUSUNAN HIPOTESIS
Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis, kita berada dalam posiSi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik yang tepat, atau melalui analisis kasus negatif (negative case analysis) dalam penelitian kualitatif (dijelaskan nanti dalam bab ini), kita akan memperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis di antara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasid pengbjiaffri tersebut memberi kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalaM situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pemyataan yang dapat diuji semacam tersebut disebut penyusunan hipotesis.
Definisi Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pemyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoretis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.















BAB 6
PROSES PENELITIAN:
UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN

DESAN PENELIMN
Setelah mengidentifikasi variabel dalam suatu situasi masalah dan mengembangkan kerangka teoretis, langkah berikut adalah mendesain penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi.
Desain penelitian, yang meliputi serangkaian pilihan pengambilan keputusan rasional. Berbagai persoalan yang termasuk dalam desain penelitian seperti bisa dilihat, isu-isu yang berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi (eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis), letaknya (yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi dan kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit analisis), adalah integral pada desain penelitian. Hal-hal tersebut dibahas dalam bab ini.
Selain itu, keputusan harus dibuat, misalnya mengenai jenis sampel yang digunakan (desain sampel), bagaimana data dikumpulkan (metode pengumpulan data), bagaimana variabel diukur (pengukuran), dan bagaimana variabel dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis data).
Penting untuk dicatat bahwa semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan dihabiskan untuknya. Karena itu adalah relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada setiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih untuk memastikan akurasi, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya, sepadan deng7an investasi sumber daya yang lebih besar.

STUDI EKSPLORATIF DAN DESKRIPTIF
Studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan pengetahuan lebila lanjut dalam bidang tersebut. Keputusan desain menjadi semakin penting saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, di mana kita berusaha mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif; kita mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis; menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh. Sekarang kita akan melihat masing-masing tahap secara rinci.
Studi Eksploratif
Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip cliselesaikan di masa lalu. Dalam kasus tersebut„studi awal yang ekstensif perlu dilakukan untuk mendapatkan keakraban dengan fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelum kita membuat sebuah model dan menyusun desain ketat untuk investigasi menyeluruh.
Intinya, studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat masalah karena mungkin bam sedikit studityang telah dilakukan dalam bidang tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun. kemudian dapat dilaksanakan.
Sejumiah studi kualitatif (sebagai lawan dari data kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuesionemdan sebagainya) di,mana data diperoleh melalui pengamatan atau • wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya. Bila data menyingkapkan beberapa pola yang terkait dengan fenomena perhatian, teori pun dikembangkan dan hipotesis dirumuskan untuk pengujian lebih jauh. Misalnya, Henry Mintzberg mewawancarai para manajer untuk menyelidiki sifat pekerjaan manajerial. Berdasarkan analisis terhadap data wawancaranya, is merumuskan teori mengenai peran manajerial, sifat dan jenis aktivitas manajerial, dan sebagainya. Semua tersebut telah diuji dalam berbagai konteks melalui wawancara dan survei kuesioner.
Studi eksploratif juga dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoretis yang kukuh. Misalnya, jika kita ingin menyelidiki faktor penting yang memengaruhi kemajuan wanita dalam organisasi, studi sebelumnya mungkin menunjukkan bahwa wanita semakin meningkat dalam kualitas, seperti.ketegasan, kemampuan bersaing, dan kemandirian. Ada pula persepsi bahwa perpaduan sifat maskulin dan feminin yang bijaksana seperti kuat namun tidak keras baik tetapi tidak lemah adalah kondusif bagi kemajuan wanita dalam organisasi. Dugaan tersebut mengindikasikan, bahwa ada kebutuhan untuk mewawancarai manajer wanita yang telah berhasil mencapai puncak untuk menyelidiki semua variabel yang relevan. Hal tersebut akan membantu membangun teori yang kukuh.
Singkat kata, studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis.
Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Misalnya, studi mengenai sebuah kelas dalam hal persentase anggota yang berada dalam tahun senior dan junior mereka, komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester yang tersisa sebelum kelulusan, dan jumlah mata kuliah bisnis yang diambil, bisa dianggap bersifat deskriptif. Cukup sering, studi deskriptif dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok karyawan, misalnya, usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang Hispanik atau Asia, yang bekerja dalam sistem. Studi deskriptif juga dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi yang mengikuti praktik umum tertentu. Contohnya, seseorang mungkin ingin mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik organisasi yang melaksanakan sistem manufaktur fleksibel (flexible manufacturing systems—FMS) atau yang mempunyai rasio utang terhadap modal (debt-to-equity ratio) tertentu.
Tujuan studi deskriptif, karena itu, adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek ,yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.




BAB 7
DESAIN EKSPERIMEN

Dalam rangka menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel terikat, diperlukan manipulasi tertentu. Manipulasi secara sederhana berarti bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel terikat.

MENGONTROL VARIABEL PENGGANGGU YANG MENCEMARI
Memadankan Kelompok
Satu cara untuk mengontrol variabel "pengganggu" (nuisance) atau yang mencemari adalah dengan memadankan atau menjodohkan (matching) berbagai kelompok dengan memilih karakteristik yang mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya ke semua kelompok.
Randomisasi
Cara lain untuk mengontrol variabel pencemar adalah menempatkan 60 anggota secara acak (yaitu, tanpa penentuan sebelumnya) ke dalam empat kelompok. Yaitu, setiap anggota akan mempunyai peluang yang diketahui dan sama untuk ditempatkan pada salah satu dari keempat kelompok tadi.  
Proses randomisasi secara ideal akan memastikan bahwa tiap kelompok diperbandingkan dengan lainnya, dan bahwa semua variabel sebelumnya dikontrol. Dengan kata lain, tiap kelompok akan mempunyai sejumlah anggota yang lebih berpengalaman yang bercampur dengan mereka yang kurang atau tidak berpengalaman. Semua kelompok akan mempunyai komposisi anggota yang usia dan gendemya berbeda. Dengan demikian, randomisasi akan memastikan bahwa jika variabel tersebut benar-benar mempunyai pengaruh yang mencemari atau mengacaukan, kita telah mengontrol pengaruh kekacauan tersebut (serta faktor lain yang tidak diketahui) dengan mendistribusikannya di antara kelompok.
Hal ini dicapai karena jika kita memanipulasi variabel bebas upah satuan dengan sama sekali tidak menerapkan sistem upah satuan bagi satu kelompok (kontrol) dan memberikan upah satuan yang berbeda bagi tiga kelompok lain (eksperimen), kita dapat menentukan pengaruh kausal dari upah satuan terhadap tingkat produksi. Setiap kesalahan atau bias yang disebabkan oleh usia, gender, dan pengalaman sebelumnya kini didistribusikan secara sama di antara kelompok.









                                        

9 komentar:

  1. itu kan jelas referensi dari bukunya sekaran and bougie

    BalasHapus
  2. Mksh byk kk ats tulisannya.sgt bermanfaat

    BalasHapus
  3. Mksh byk kk ats tulisannya.sgt bermanfaat

    BalasHapus
  4. terimakasih banyak informasinya, sangat membantu saya yang sedang membutuhkan informasi perihal MPS

    BalasHapus
  5. Terimakasih, tulisanya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  6. Terimakasih, sangat membantu sekali.

    BalasHapus