Jumat, 30 Januari 2015

One day, 'Pa and I

Orang Nomor 1 yang kujuluki "Si Pecambuk" bukan dirimu, kamu hanya peringkat ke tujuh besar aja. Orang Nomor 1 itu....Ayahku, atau aku memanggilnya "PA" tanpa mengulang menjadi 2x, hanya "PA"
Dia telah pergi menghadap-NYA. Tanggal 24 Januari 2015 ini, genap 12 tahun. Lucu terkadang mau cerita tentang cara memanggil bapak/ayah/abahku ini. Kami memanggilnya hanya "PA", lucukan kalau cerita "Pa-ku kan orangnya....." kan lebih enak dengar "Papaku kan orangnya...." jadi kalau cerita-cerita sama teman paling menerjemahkan menjadi "Bapakku kan orangnya....."
Tentang "Pa" yang membuatku sebenarnya pengen kembali ke masa kenangan itu..tapi ya sudahlah, lebih baik dia sama-NYA daripada melihat dia sebenarnya menahan sakit jantungnya, walaupun dia mencoba bersikap tidak seperti orang sakit tapi kutahu, dia tidak mau kami semua memikirkannya. Dia bersikap biasa sehingga aku pergi kerja dulu atau adikku sekolah juga seperti tidak akan terjadi apa-apa. Masih teringat  pagi hari Jumat tanggal 24 Januari, 12 tahun silam. Saat itu adik-adikku sudah berangkat sekolah dan aku siap-siap mau berangkat kerja, telpon berdering.....adikku mengabarkan Bapakku telah tiada.....dan di hari tersedih itu, aku menghadapi hari terkejam. Seorang saudara, kaum borjuis dulu berpapasan di lorong rumah sakit. Dengan dingin berkata kepadaku, dilorong rumah sakit...."Lihatlah, sudah meninggal bapaknya pun masih seperti itu ????"
Seakan baru kali ini aku dengar kalimat lengkap dari mulutnya, dulu sewaktu Bapakku ada, mulutnya seperti terkunci namun sikapnya masih belagu dari dulu sampai mati mungkin. Dan dia adalah peringkat kedua, si pecambuk itu, terlalu banyak "kenangan asam-asin-pedas" dulu sama dia, terimakasih. Hebatkan, belum hitungan hari, peringkatnya langsung naik menjadi pertama menggantikan posisi Bapakku. One day....., saya pasti mampu !!!
Untuk Bapakku, hari ini aku telah membuktikan sebagian kecil mimpiku dan aku hanya bisa berkata "andai engkau melihatku sekarang ?"

If You could see me now by The Script

................................................................
................................................................
I’m trying to make you proud
Do everything you did
I hope you’re up there with God saying “That’s my kid!”  


I still look for your face in the crowd
Oh if you could see me now (Oh if you could see me now)
Would you stand in disgrace or take a bow
Oh if you could see me now (Oh if you could see me now) 


If you could see me now would you recognize me?
Would you pat me on the back or would you criticize me?
Would you follow every line on my tear-stained face
.............................................................
.............................................................


If you could see, you could see me now   




Tidak ada komentar:

Posting Komentar